Nas: “ Kepada beberapa orang yang menganggap dirinya sendiri benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus menyampaikan perumpamaan ini,” (ay.9).
Perumpamaan ini ditujukan oleh Yesus, kepada orang-orang yang menganggap dirinya benar, dan memandang rendah orang lain. Dalam perumpamaan ini, Yesus menceritakan tentang dua orang yang datang berdoa di Bait Allah. Seorang Farisi berdoa dengan menyatakan kesalehannya serta kebaikannya. Sementara pemungut cukai merasa tidak layak dihadapan Tuhan (ay.9-10).
Siapa yang dibenarkan Allah? Pemungut cukai, karena ia datang menghadap Allah sebagai orang yang menyadari keadaannya yang berdosa. Ia merendahkan diri dihadapan Allah karena merasa tidak layak. Sedangkan orang Farisi datang dihadapan Allah sebagai orang yang merasa benar, dan lebih baik dari pemungut cukai. Dengan kesombongannya ia merendahkan orang lain (ay.10-14).
Masih banyak orang sombong termasuk kesombongan rohani. 0rang yang sombong selalu merasa lebih baik dari orang lain. Karena pemahaman yang demikian, ia suka merendahkan orang lain. Allah tidak berkenan dengan cara hidup seperti ini. Allah menolak orang-orang yang hidup seperti ini.
Sebagai anak Tuhan kita patut belajar dari pemungut cukai. Sebab siapakah kita dihadapan-Nya? Kita adalah orang berdosa yang tidak layak dihadapan-Nya. Kita patut merendahkan diri dihadirat Allah. Dengan sikap seperti ini Allah berkenan akan hidup kita. Orang yang hidup seperti inilah, yang diberkati Tuhan.
“Jangan menganggap diri benar dan merendahkan orang lain.”
Doa: Tolong kami Tuhan supaya tidak sombong (rohani) dan merendahkan orang lain. Tapi hidup berkenan dihadirat-Mu. AMIN,
SELAMAT MEMASUKI MINGGU YANG BARU (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
JANGAN MERENDAHKAN ORANG LAIN.