HENDAKLAH KAMU SEHATI SEPIKIR.

Bacaan: Roma 12: 16-18 (sesuai Sabda Bina Umat).

Nas: “Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama,” (ay.16a).


Bacaan kita masih berada dalam konteks “hidup dalam kasih.” Dalam Roma 12:16-18 dijelaskan bahwa hidup dalam kasih ialah, hidup sehati sepikir, tidak sombong tapi hidup dalam kerendahan hati, tidak menganggap diri lebih pandai dari orang lain. Hidup sehati sepikir tidak mungkin terwujud kalau ada kesombongan, tidak sedia merendahkan diri dan menganggap “paling-paling” pandai (ay.8).


Selanjutnya dalam ayat 17-18, dijelaskan orang yang hidup dalam kasih tidak akan membalas kejahatan dengan kejahatan. Dalam menjalani kehidupan, ia selalu melakukan apa yang baik. Dan hidup dalam damai dengan semua orang. Hidup sehati sepikir tidak mungkin akan terwujud jika kesalahan seseorang selalu direspons dengan pembalasan terhadap kejahatannya.


Sebaliknya hidup sehati sepikir akan terwujud, kalau kita selalu melakukan yang baik bagi semua orang dan hidup dalam perdamaian (ay.17-18). Manusia itu tidak ada yang sama, semuanya berbeda. Hati dan apa yang ada dalam hati pasti berbeda. Demikian juga pikiran. Tapi dengan hidup dalam kasih kita dimampukan untuk hidup sehati sepikir.


Kita memang berbeda, tapi di dalam kasih kita melihat perbedaan itu sebagai kekayaan dan kekuatan. Dalam  hal ini kita tidak harus melebur  atau mengkompromikan kehidupan kita. Karena kita dapat menerima perbedaan kita. Itulah sebabnya dalam hidup sehati sepikir kita hidup bersatu, rukun, damai dan saling mengasihi. Akibatnya banyak hal yang  (besar) dapat kita lakukan. Hidup kita diberkati dan menjadi berkat, dan Tuhan Yesus dimuliakan. 


Doa: Mampukan kami Tuhan untuk hidup sehati sepikir, sehingga terwujud kesatuan hidup, kerukunan, perdamaian dan hidup saling mengasihi. AMIN.


SELAMAT BERAKTIVITAS
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.


Masuk untuk meninggalkan komentar