Nas: “melainkan supaya kamu boleh berbuat apa yang baik, sekalipun kami sendiri tampaknya tidak tahan uji.” (ay.7b).
Paulus dan teman-temannya berdoa agar jemaat Korintus melakukan apa yang baik, bukan untuk membuktikan bahwa mereka tahan uji. Maka fokusnya adalah kebenaran, bukan pada pencitraan dan penampilan lahiriah. Melakukan kebenaran merupakan hal yang penting, walaupun orang meragukan kredibilitas kita. Dengan melakukan kebenaran, maka kita melakukan apa yang baik (ay.8).
Menurut Paulus tidak ada orang yang dapat melawan kebenaran. Mereka sendiri (Paulus dkk), hanya bisa berpihak dan mendukung pada kebenaran. (ay.8). Kebenaran merupakan nilai yang paling tinggi, karena berasal dari Allah yang adalah sumber kebenaran bahkan “Kebenaran itu sendiri”. Karena itu orang yang hendak berbuat baik harus hidup di dalam kebenaran (Yoh 14:6).
”Berbuat baik”merupakan panggilan hidup Kristiani. Karena itu kebaikan harus menjadi ciri dan identitas hidup Kristiani. Untuk dapat mewujudkan hal ini, kita harus hidup dalam kebenaran. Tidaklah mungkin orang berbuat baik, sementara ia berbuat jahat. “Kita harus menguji dan menyelidiki diri kita, apakah kita sungguh tegak dalam iman dan Kristus hidup dalam hidup kita” (II Kor 13:5).
Tanpa Yesus hidup dalam hidup kita, kita tidak memiliki kebenaran. Dengan demikian kebaikan yang kita lakukan (tanpa Kristus), merupakan sesuatu yang semu. Kita berbuat baik karena kita mengharapkan balasan, termasuk pujian dan pencitraan. Dunia ini penuh dengan berbagai kepalsuan, karena itu banyak kebaikan yang dilakukan, sebagai kebaikan semu.
Kita telah diselamatkan karena kebaikan-Nya. Maka sepatutnya kita berbuat baik kepada siapa saja.
Doa: Tuhan, mampukan kami melakukan kebaikan yang bersumber dari pada-Mu. AMIN.
SELAMAT BERAKTIVITAS (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
BERBUAT APA YANG BAIK.