MEWUJUDKAN PERSATUAN.

Bacaan: Filipi 2:1-11 (sesuai SBU (pagi+malam).

Nas: “Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,” (ay.2b).


Bacaan kita merupakan panggilan untuk hidup bersatu. Karena dalam Kristus ada persatuan. Dalam hal ini kita harus meneladani Kristus, dengan menaruh pikiran dan perasaan Kristus dalam kehidupan bersama (ay.1-2,5).

Ada empat modal yang dibutuhkan untuk mewujudkan persatuan.


Modal I: “Tidak mementingkan diri sendiri”. 

Ini bertentangan dengan ambisi yang tertuju pada kepentingan diri. Merasa hebat dan mampu. Mau diperhatikan, tapi tidak mau memperhatikan. Yesus tidak mempertahankan kedudukan-Nya. “Ia yang tidak terbatas  menjadi terbatas karena kita.” (ay.3-4).


Modal II: “Kerendahan hati”.

Tahta,surga dan kemuliaan ditinggalkan-Nya. Kelahiran-Nya di sebuah kandang yang hina, rela menderita dan mati di salib. Sementara manusia hidup  dalam kesombongan, karena merasa kuat. (Kesombongan yang tersembunyi dengan keramahtamahan dan kebaikan).Tanpa kerendahan hati, tidak mungkin bersatu (ay.6-8).


Modal III: “Identifikasi.”

Yang dimaksud disini dengan identifikasi ialah “penyamaan diri.” Yesus menjadi manusia (bukan semu), agar bisa bersatu dengan manusia. Ia menjelma menjadi manusia supaya dapat  bersatu dengan manusia (bd Yoh 1:14). Maka kita harus beridentifikasi agar dapat menyatu dengan orang lain. Kita harus melihat sesama kita seperti ia hadir. Dan melihatnya seperti Krisus melihat diri  sesama dan diri kita. (ay.5-8).


Modal IV: “Kasih”.

Seluruh hidup dan karya Yesus merupakan perwujudan dari kasih-Nya. Dengan kasih Ia menyatu dengan semua manusia dalam perbedaannya. Jika kita ingin hidup bersatu dengan siapa pun kita harus hidup dalam kasih (ay.1,2,8-11).


Empat modal ini yang  berhubungan dengan “pikiran dan perasan Kristus”. Maka kita harus menaruh pikiran dan perasaan Kristus itu dalam hidup kita.


Doa: Tuhan tolong kami supaya kami selalu hidup bersatu dengan siapapun juga. AMIN.


SELAMAT BERIBADAH DI MINGGU XIII SESUDAH PENTAKOSTA (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.

Elya G. Muskitta Elya Muskitta Renungan Harian Sinode Am GPI

Masuk untuk meninggalkan komentar