MENJADI ORANG BERHIKMAT.

Bacaan: Amsal 2:1-9 ( sesuai SBU pagi +malam).

Nas: ”Karena Tuhanlah yang memberi hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.” (ay.6).


Hikmat sejati berasal dari Tuhan dan dapat diperoleh dengan  bergaul dan hidup serta menerima Firman Tuhan. Hikmat sejati bersumber dari Tuhan yang memberi pengetahuan dan kepandaian. Hikmat merupakan anugerah Tuhan. Manusia tidak memiliki hikmat, tapi manusia dapat memperolehnya dengan meminta (berseru), mencari bahkan mengejarnya  (ay.1-6).


Hikmat sebagai sesuatu yang berharga. Itulah sebabnya raja Salomo minta hikmat untuk memimpin Israel. Karena hikmat menyanggupkan manusia untuk memahami dan melaksanakan kehendak Allah. Mampu membuat keputusan yang benar dan menjalani hidup yang memuliakan Tuhan. Allah memberi hikmat kepada yang memintanya dan menghidupi jalan-Nya.


Dengan hikmat (pengenalan akan Allah) menjadikan manusia setia kepada Allah dan sesamanya. Hikmat menjadi perisai (ay.7) dalam menghadapi tantangan, sehingga kita menikmati hidup yang aman. Hikmat membuat  hidup kita menjadi berkenan kepada Tuhan, hidup adil, benar dan berjalan pada jalan yang benar. Hidup kepada menjadi bermakna.


Pada masa kini,  orang mengejar kepandaian (Intelektual), kekayaan (harta) dan popularitas. Semua itu penting, tapi tanpa Tuhan sebagai sang Hikmat, manusia menjadi egois, koruptor, serakah dan angkuh. Mari kita hidup dekat dengan firman, setia membaca dan  merenungkannya setiap hari. Dengan firman, hidup kita dibentuk menjadi orang berhikmat yang menjunjung kebenaran, keadilan, moralitas,  spiritualitas dan kebersamaan.


Doa: Tuhan buatlah kami  menjadi orang berhikmat. Agar hidup kami memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama. AMIN.


SELAMAT BERIBADAH DI MINGGU XIV SESUDAH PENTAKOTA ( siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.

Elya G. Muskitta Elya Muskitta Renungan Online Sinode Am GPI

Masuk untuk meninggalkan komentar