Nas: “kamu akan menjadi milik kesayangan-Ku dari antara segala bangsa, sebab seluruh bumi adalah milik-Ku.” (ay.5b).
Setelah keluar dari Mesir, umat Israel tiba di Padang Gurun Sinai. Mereka berkemah di depan gunung itu. Lalu Musa naik gunung itu menghadap Allah. Allah berfirman kepadanya, “Aku telah memimpin kamu dan membawa kamu kepada-Ku.” (ay.1-4).
”Kalau kamu sungguh-sungguh mendengar firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, kamu akan menjadi milik kesayangan-Ku, dari antara segala bangsa.” Ini artinya mereka menjadi bangsa pilihan Tuhan. Karena itu, “mereka akan menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus bagi Allah.” (ay.5-6).
Allah memimpin dan menuntun hidup kita juga, sesuai kehendak-Nya. Ia memilih dan menyelamatkan kita untuk menjadi milik kesayangan-Nya. Ini dilakukan-Nya bukan karena prestasi atau kebaikan kita, tapi semata-mata karena kasih karunia-Nya. Menjadi milik kesayangan-Nya, merupakan status yang mulia dan suatu hak istimewa.
Kita yang dipanggil dan diselamatkan-Nya, dijadikan-Nya sebagai “kerajaan imam”, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah (bnd I Pet 2:9-10). Artinya kita dipanggil menjadi anak-anak-Nya, umat-Nya, pelayan-pelayan-Nya, yang melayani dan memuliakan Dia. Mari kita hidup (bertingkah, berbuat), sebagai milik kesayangan Allah, agar Allah dimuliakan melalui hidup kita.
Doa: Terima kasih Bapa, Engkau menjadikan kami yang tidak layak ini, menjadi milik kesayangan-Mu. AMIN.
SELAMAT BERIBADAH DI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
MENJADI MILIK KESAYANGAN ALLAH.