Nas: “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.” (ay.20).
Bacaan kita pada ayat 20 mengajarkan pentingnya memilih teman secara bijak. Kita hadir dalam realitas sosial, dimana yang baik dan jahat ada bersama. Kehidupan yang baik tidak terisolir dengan yang jahat dan sebaliknya. Ini penting kita sadari, karena pergaulan akan membentuk karakter dan tindakan seseorang (ay.20).
Orang-orang yang bergaul dengan orang-orang bijak akan menjadi bijak, sedangkan yang bergaul dengan orang bodoh akan mengalami kemalangan. Karena itu penting bagi kita untuk memilih lingkungan pergaulan secara baik, agar kita terhindar dari pengaruh negatif dan terus berkembang menjadi pribadi yang baik (ay.20).
Perumpamaan Yesus tentang gandum dan lalang tumbuh di ladang yang sama menggambarkan bahwa hidup yang baik dan benar tumbuh bersama dengan yang jahat dan kotor. (Mat: 13: 24-30). Kita pun menjadi susah untuk membedakan mana yang baik dan jahat. Sukar membedakan mana kawan dan mana lawan. Kita hanya dapat membedakan baik dan jahat, bila kita hidup di dalam firman-Nya.
Ketika kita berada dalam realitas sosial yang demikian, kita harus dengan selektif memilih teman. Tentu semua orang harus dikasihi. Tapi dalam memilih teman, kita harus bijak. Pilihlah teman yang sungguh hidup didalam Tuhan. Mungkin ada teman-teman yang tidak seiman, tapi baik. Selama tidak menyeret kita dalam soal iman, pertemanan yang baik dapat dilakukan. Pilihlah teman yang baik dan bijak maka engkau akan selalu baik dan bijak. Hindari bergaul dengan orang jahat, sebab akan menyeret hidup kita mengalami malapetaka ( I Kor 15: 33).
Doa: Bimbing kami supaya bergaul dengan teman yang baik dan bijak. Hindarkan kami dari pergaulan dengan orang-orang jahat. AMIN.
SELAMAT BERAKHIR PEKAN (siz),
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
Elya G. Muskitta Elya Muskitta Sinode Am GPI Renungan.Online
MEMILIH TEMAN SECARA BIJAK.