KEMATIAN MUSA.

Bacaan: Bilangan 27: 12-17 (sesuai SBU).

Nas: “Sesudah engkau,  memandangnya, engkau pun akan dikumpulkan dengan kaum leluhurmu, sama seperti Harun, abangmu.” (ay.13).


Musa tidak diperkenankan Tuhan masuk tanah perjanjian. Karena ketika terjadi pertengkaran umat di Padang Gurun Zin, Musa dan Harun telah memberontak kepada Tuhan. Empat puluh tahun ia telah memimpin umat Tuhan, Musa hanya diperkenankan melihat dari jauh tanah yang dijanjikan dari puncak Gunung Abarim (ay.12-14).


Tuhan telah menentukan batas usia kematiannya, bahwa ia akan  dikumpulkan bersama leluhurnya. Musa minta kepada Tuhan, agar Yosua menerima estafet pelayanan menggantikan dia, untuk memimpin bangsa itu masuk tanah perjanjian. Proses pergantian pemimpin berjalan dengan baik. Sampai hari ini kuburan Musa  tidak ditemukan di gunung itu. Sehingga menimbulkan dugaan sebagian penafsir, Musa kemungkinan diangkat ke Surga (ay.13, 15-17).


Hidup manusia di dunia hanya sementara. Berapa lama kita hidup? Tuhanlah yang menentukan. Bila tiba ajal kita, tidak ada seorangpun yang dapat mengelak. Tidak, karena alasan suatu prestasi atau kebaikan semasa hidup. Apa kurangnya Musa dalam pengabdiannya? Tetapi Tuhan katakan: “kamu sampai disini saja.” Dan siapa pun kita, pasti tunduk pada keputusan Allah ( Mzm 90:3)


Musa tidak masuk Kanaan di dunia, tapi ia langsung masuk Kanaan Surgawi. Itulah tujuan akhir hidup kita yakni negeri yang kekal. Seperti Musa melihat Kanaan dari gunung Abarim, demikian kita melihat  dari dunia ini dengan iman Kanaan Surgawi. Karena itu setialah sampai akhir hidup kita supaya kita diperkenankan Tuhan memasuki Kanaan Surgawi.


Doa: Ya Tuhan, mampukanlah aku mengikut dan melayani-Mu sampai akhir hidupku.AMIN.


SELAMAT MEMASUKI MINGGU YANG BARU (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.


Elya G. Muskitta Elya Muskitta

Elya G. Muskitta, Elya Muskitta, Sinode Am GPI, Renungan Online

Masuk untuk meninggalkan komentar