Nas: “lalu bagaimana engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? (ay.21a).
Berbagai pertanyaan yang dilontarkan Paulus dalam perikop ini sehubungan dengan identitas mereka. Mereka menyebut diri orang Yahudi yang berpegang pada Taurat, karena itu mereka bermegah dalam Allah. Mereka mengetahui kehendak Allah dan karena diajar hukum Taurat, tahu mana yang baik dan tidak baik. Mereka mengaku sebagai penuntun orang buta dan terang bagi yang hidup dalam gelap. Pendidik orang bodoh, pengajar yang belum dewasa. Apakah mereka sudah hidup sesuai identitas? (ay 17-20).
Engkau mengajar orang lain tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau mengajar jangan mencuri, jangan berzina, engkau yang jijik terhadap berhala, mengapa engkau melakukan hal - hal itu juga. Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau melanggar hukum Taurat dan menghina Allah? Sunat hanya berguna kalau engkau menaati hukum Taurat (ay. 21-25).
Sudahkah kita hidup sesuai dengan identitas kita sebagai orang percaya? Kita rajin membaca Alkitab, berdoa, beribadah dan bersaksi (melayani), sudahkah semua itu nampak dalam kehidupan kita sebagai anak Tuhan? Barangkali selama ini, semua itu hanya kita lakukan secara lahiriah, tidak menyentuh batin kita, sehingga yang nampak adalah kehidupan yang bertentangan dengan identitas kita.
Jika kita hendak hidup dalam identitas sebagai anak Tuhan, kita harus bertobat. Pertobatan akan membawa pembaruan dalam hidup kita. Hidup yang dibarui akan menampakkan identitas kita sebagai orang percaya. Tidak ada kemunafikan dan kepalsuan identitas. Hidup yang demikian, akan diberkati dan menjadi berkat. Kerinduan kita hanya ingin memuliakan Tuhan. Pengakuan tentang identitas kita nampak sinkron dengan kesaksian hidup kita.
Doa: Tuhan tolong kami, supaya hidup sesuai identitas sebagai orang percaya. AMIN.
SELAMAT BERAKTIVITAS (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi. Elya G. Muskitta Elya Muskitta Sinode Am GPI
Elya G. Muskitta
KEHIDUPAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN IDENTITAS.