KEHIDUPAN YANG MENJADI KESAKSIAN.

Bacaan: Kejadian 21: 22-24 (sesuai SBU).

Nas: “Pada waktu itu, Abimelekh beserta Pikhol panglima tentaranya, berkata kepada Abraham, “Allah menyertai engkau dalam segala sesuatu yang kaulakukan.” (ay.22).


Pada ayat 22 kita membaca, ada pengakuan Abimelekh dan Phikol panglima tentaranya, bahwa Abraham di sertai Allah dalam segala hal. Hal ini dilihat secara nyata oleh Abimelekh dan Phikol. Allah bekerja di dalam diri dan bersama Abraham. Kemenangan dalam peperangan, pemeliharaan Tuhan dan berkat-berkat Tuhan (dalam kehidupan Abraham),(ay.22).


Abimelekh dan Phikol membuat perjanjian dengan Abraham untuk menjalin kerjasama (kebersamaan), Abimelekh minta kepada Abraham untuk bersumpah (berjanji), tidak akan berlaku curang kepadanya, anak-anaknya dan cucu-cucunya. Berdasarkan kesetiaanku kepadamu, demikian kau tunjukkan kesetiaanmu kepadaku dan negeri yang engkau diami (ay.23-24).


Kehidupan kita di dunia, tempat  kita tinggal, bekerja, study, dll. adalah tempat dimana kita bersaksi. Diharapkan karya Tuhan, kuasa-Nya, berkat Tuhan dilihat nyata menjadi kesaksian. Kita adalah surat Kristus yang hidup yang dibaca banyak orang (II Kor.3:3). Yesus pun berkata agar kita menjadi terang dan garam dunia (Mat 5:13-16).


Maka kita harus hidup sesuai firman-Nya. Kasih, kebaikan, kesetiaan dan kerendahan hati harus menjadi identitas kita. Hidup yang demikian akan bercahaya, menarik banyak orang mengagungkan kuasa Tuhan. Hidup kita menjadi kesaksian dan berkat. Tuhan dimuliakan melalui hidup kita,


Doa: Buatlah hidup kami menjadi kesaksisn bagi kemuliaan nama-Mu. AMIN.


SELAMAT BERAKTIVITAS DI MINGGU YANG BARU (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.


Elya G. Muskitta Elya Muskitta Sinode Am GPI Renungan.Online

Masuk untuk meninggalkan komentar