Nas: “Siapa berpegang pada kebenaran, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian.” (ay.19).
Amsal dalam perikop bacaan kita saat ini, mempertentangkan kehidupan orang benar dan orang jahat. Orang benar menjalani kehidupannya dengan berpegang pada kebenaran. Maka hidupnya menuju kehidupan. Tetapi mereka yang mengejar dan senang hidup dalam kejahatan, hidupnya menuju kematian (ay.19).
Orang benar hidupnya tidak bercela. Kehidupan yang demikian disukai Allah. Karena itu, keturunan orang benar akan diselamatkan dan diberkati. Sebaliknya, kehidupan orang jahat, serong hatinya (tidak jujur dan tidak tulus), hidupnya menjijikkan bagi Tuhan. Karena itu orang jahat pasti tidak akan luput dari hukuman (ay.20-21).
Apa yang disampaikan Amsal melalui firman Tuhan hari ini, merupakan realitas kehidupan yang kita hadapi saat ini. Kehidupan orang benar tidak terisolir dari kehidupan orang yang jahat dengan berbagai kejahatannya. Maka hidup kita selalu berada dalam tantangan dan karena itu harus berjuang. “Dunia Dalam Rawa Paya” berjuang terus, (demikian nyanyian Kidung Jemaat 343).
Kita dipanggil hidup sebagai orang benar. Itulah yang harus kita jalani sebagai anak-anak Tuhan. Kehidupan yang benar harus menjadi identitas kita. Hidup sebagai orang benar adalah hidup sebagai anak terang yang terus bersinar dan menyinari kehidupan yang gelap. Sebab jalan kebenaran adalah jalan kehidupan.
Doa: Kuatkan kami ditengah kegelapan dunia ini, untuk berjalan pada “jalan kebenaran”. Karena itu adalah jalan kehidupan dan keselamatan kami. AMIN.
SELAMAT BERJUANG (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
Elya G. Muskitta Elya Muskitta Sinode Am GPI Renungan.online
JALAN KEBENARAN, JALAN KEHIDUPAN.