Integritas dan Pengendalian Diri

Bacaan: Amsal 27:1-2

Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu. Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri.


1. Jangan Takabur atas Hari Esok (Amsal 27:1)

Ayat ini mengingatkan kita tentang keterbatasan kita sebagai manusia. Kita sering membuat rencana besar dan merasa yakin akan hasil yang akan kita dapatkan. Namun, Firman Tuhan mengajarkan kita untuk tidak memegahkan diri atas apa yang mungkin terjadi besok, karena kita tidak tahu apa pun di masa depan.

  • Pelajaran Integritas: Integritas Kristiani dimulai dengan mengakui bahwa Tuhanlah yang berdaulat atas waktu dan hidup kita. Jika kita hidup dengan integritas, kita tidak akan membuat janji-janji kosong atau bertindak sombong seolah-olah kesuksesan kita dijamin. Kita akan melakukan yang terbaik hari ini, sambil menyerahkan hasilnya kepada Tuhan.
  • Kerendahan Hati: Kerendahan hati yang sejati mengakui bahwa hidup, kesehatan, dan kesempatan hanyalah anugerah dari Tuhan. Kita tidak boleh sombong karena memiliki jabatan, uang, atau rencana yang baik. Kematian dan perubahan bisa datang kapan saja.

Pertanyaan untuk direnungkan: Apakah kita sering terlalu percaya diri dengan rencana kita hingga lupa melibatkan atau berserah pada Tuhan?

2. Biarlah Orang Lain yang Memuji (Amsal 27:2)

Ayat kedua berbicara tentang bagaimana karakter kita harus berbicara lebih keras daripada mulut kita. Jika kita melakukan hal yang benar, konsisten, dan berintegritas, maka orang lain yang akan melihat dan memberikan pengakuan—bukan diri kita sendiri yang mencari perhatian.

  • Pelajaran Integritas: Integritas adalah melakukan hal yang benar, bahkan ketika tidak ada yang melihat. Jika Anda memiliki integritas, Anda tidak perlu membual tentang perbuatan baik Anda. Biarlah pekerjaan, sikap, dan karakter Anda yang bersaksi. Pujian yang datang dari orang lain (orang yang "tidak kaukenal") adalah bukti yang lebih jujur tentang karakter Anda.
  • Kerendahan Hati: Kerendahan hati berarti kita tidak mencari kehormatan bagi diri sendiri. Fokus kita adalah melayani dan memuliakan Tuhan. Ketika kita merendahkan diri, Tuhan akan meninggikan kita pada waktu-Nya (1 Petrus 5:6). Jika kita selalu memuji diri sendiri, itu menunjukkan bahwa kita lebih fokus pada reputasi manusia daripada kesenangan Allah.

Pertanyaan untuk direnungkan: Apakah kita lebih sering membicarakan kebaikan dan keberhasilan diri sendiri, atau biarkan Tuhan yang menunjukkan nilai kita melalui kesaksian orang lain?

Penerapan dalam Keluarga

  • Integritas: Mari kita ajarkan anak-anak kita untuk selalu jujur dan menepati janji, bahkan dalam hal kecil. Tunjukkan kepada mereka bahwa karakter yang baik jauh lebih penting daripada popularitas atau pujian sementara.
  • Kerendahan Hati: Mari kita sebagai orang tua memberi teladan untuk tidak pamer atau mengeluh ketika berbuat baik. Ketika kita sukses, mari kita bersyukur dan mengakui bahwa semua itu adalah berkat Tuhan, bukan karena kehebatan kita semata.

Doa Penutup: Tuhan Yesus, terima kasih untuk Firman-Mu hari ini. Ajari kami untuk hidup dalam kerendahan hati, mengakui bahwa Engkau berdaulat atas hari esok. Jauhkan kami dari kesombongan. Tolong kami membangun integritas sehingga karakter kami berbicara lebih lantang daripada mulut kami sendiri. Mampukan kami untuk memuliakan-Mu dalam segala hal. Amin.


Renungan Online, Sinode Am GPI, Gereja Bersaudara, Elya G. Muskitta, Elya Muskitta

Masuk untuk meninggalkan komentar