Nas: “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, iman itu pada hakikatnya mati.” (ay.17).
Yakobus mengatakan bila iman itu tidak disertai perbuatan, pada hakikatnya iman itu adalah iman yang mati. Sebagai contoh, jika saudaramu kekurangan makanan dan kamu mengetahui keadaannya, tetapi kamu tidak tergerak untuk membantu dia. Imanmu adalah iman yang mati.
Iman yang hidup adalah iman yang berbuat. Iman yang sejati selalu nampak dalam perbuatan. Perbuatan-perbuatan yang dilakukannya adalah buah iman sejati. Ini merupakan bukti iman yang hidup. Tanpa perbuatan iman tidak menyelamatkan. Maka mengaku beriman tanpa perbuatan nyata di dalam kasih dan kepedulian terhadap sesama hanyalah omong kosong.
Iman bukan hanya berhubungan dengan masalah spiritual (rohani), tapi juga dengan tindakan nyata yang menunjukkan kasih, perhatian dan kepedulian terhadap sesama. Kasih terhadap sesama adalah bagian integral dari iman. Dengan demikian ada dua aspek yang menunjuk kepada satu kesempurnaan hidup orang percaya.
Dua aspek itu adalah aspek vertikal yakni iman dan aspek horizontal yakni perbuatan. Kedua aspek itu tidak bisa dipisahkan. Iman harus diwujudkan dalam perbuatan nyata. Dan perbuatan harus berakar dalam spiritualitas iman. Sudahkah kita melakukan hal ini dengan baik, atau kita menjadi orang saleh tanpa tindakan kasih terhadap sesama?
Doa: Tuhan biarlah iman kami menjafi nyata dalam perbuatan, kasih dan kepedulian terhadap sesama. AMIN.
SELAMAT BERAKHIR PEKAN (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
Elya G. Muskitta
Elya Muskitta
IMAN YANG HIDUP.