BERPIKIR DULU SEBELUM BERBICARA.

Bacaan: Amsal 15:28-30 (sesuai Sabda Bina Umat).

Nas: “Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat.” (ay.28).


Bacaan kita menjelaskan perbandingan perkataan orang benar dan orang jahat serta akibat yang ditimbulkannya. Orang benar sebelum berbicara menimbang- nimbang (dulu)  perkataannya, apa yang pantas dikatakakan. Ia berpikir dulu sebelum berbicara. Sementara orang jahat tanpa pikir melontarkan kata-kata keji, kasar dan jahat (ay.28).


Karena apa yang dikatakan orang benar dipikirkannya dulu, maksimal ia berkata yang benar. Itulah sebabnya, doa yang disampaikannya didengar Allah, karena disampaikan dengan perkataan yang benar. Kemudian setiap apa yang dikatakan orang benar menjadi “kabar baik” yang menyegarkan tulang (menyenangkan). Sementara Tuhan jauh dari orang fasik (ay.29-30).


Bagaimana dengan perkataan kita setiap hari dalam interaksi dengan orang lain? Apakah perkataan-perkataan kita menjadi kabar baik yang menyenangkan bagi siapa saja? Ataukah menyebabkan orang terluka? Yesus pun terluka dengan perkataan-perkataaan orang yang mencaci maki, menghina bahkan mengolok Dia pada waktu Ia disalibkan (Mat 27:39-44).


Yakobus memberi nasihat kepada kita: “agar cepat mendengar dan lambat berkata-kata” (Yak 1:19). Yang terjadi,  belum selesai didengar dengan baik, sudah bicara. Jelas yang seperti ini tak sempat dipikirkan. Mari belajar dari Firman Tuhan ini, menimbang-nimbang atau berpikir dulu sebelum berbicara. Biarlah perkataan doa kita didengar Tuhan. Dan semua perkataan kita menjadi “kabar baik” yang menjadi berkat bagi sesama.


Doa: Tolong kami supaya dapat mendengar dengan baik dan kemudian berpikir dulu, sebelum berbicara, supaya apa yang kami katakan menjadi “kabar baik” yang memberkati orang lain. AMIN.


SELAMAT BERAKHIR PEKAN (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.


Masuk untuk meninggalkan komentar