Nas: “Berdua lebih baik daripada seorang diri,” (ay.9a).
Pengkhotbah bicara tentang kebersamaan dan kesendirian. Ia menyampaikan keuntungan dalam hidup bersama dan bahaya hidup sendiri. Ia menyampaikan suatu kenyataan: “Seorang yang hidup sendiri, berjerih lelah bekerja siang malam untuk mengumpulkan kekayaan. Untuk siapa ia berjerih lelah? Semua itu kata Pengkhobah sia-sia.”(ay.7-8).
Karena itu Pengkhotbah berkata, “berdua lebih baik daripada seorang diri.” Berdua, kita bisa saling menolong saat jatuh, saling menghangatkan (di musim dingin), dan lebih kuat dalam menghadapi tantangan. Di ayat 12, Pengkhotbah menyampaikan metafora “tiga utas tali” hendak menegaskan keuntungan hidup berdua. Bahwa berdua lebih baik, apalagi melibatkan Tuhan. Seperti tiga utas tali yang tidak mudah diputuskan (ay.9-12).
Manusia pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Kita membutuhkan teman atau pasangan dalam perkawinan, dalam keluarga, persekutuan dan ditengah masyarakat. Kesendirian menurut Pengkhotbah merupakan kesia-siaan. Sebaliknya dengan membangun kebersamaan akan mendatangkan keuntungan. Kita bisa saling membantu dalam banyak hal. Tidur pun mereka dapat saling menghangatkan.
Hidup dalam kebersamaan dan saling memperhatikan serta peduli, memiliki kekuatan untuk saling menopang dan menguatkan. Sebaliknya hidup sendiri, mengalami kesepian dan mudah kalah menghadapi berbagai persoalan. Karena itu, mari membangun kebersamaan, dengan mengikutsertakan Tuhan sebagai (teman), pendamping sejati. Maka kita akan mampu menghadapi tantangan, sebab kita tidak sendiri tapi ada bersama teman dan Yesus pendamping sejati.
Doa: Tuhan, kami (saya) tidak bisa hidup sendiri. Kami membutuhkan teman pendamping. Lebih dari semua itu, kami membutuhkan Engkau “Pendamping Sejati”. AMIN.
SELAMAT BERIBADAH DI MINGGU XVIII SESUDAH PENTAKOSTA (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
BERDUA LEBIH BAIK DARIPADA SEORANG SENDIRI.