ALLAH MENGHAKIMI DENGAN ADIL.

Bacaan: Roma 2: 1-10 (sesuai SBU pagi+malam).

Nas: “Namun,  kita tahu bahwa hukuman Allah berlangsung secara adil atas mereka yang berbuat demikian.” (ay.2).


Orang-orang Yahudi di Roma menghakimi orang-orang non Yahudi khusus warga Kristen. Ini terjadi karena memahami diri lebih baik, benar karena memiliki Taurat dan melaksanakan sunat.  Ini berhubungan dengan doktrin kepercayaan. Karena itu mereka hendak meng-Yahudikan orang-orang non Yahudi, dengan melaksanakan Taurat dan sunat (ay.1-3).


Dengan mereka menghakimi orang lain, mereka sedang menghakimi diri sendiri. Karena mereka yang menghakimi, tidak luput dari kesalahan. Disini ada salah pemahaman juga bahwa mereka memahami adalah milik Allah, karena itu tidak akan diadili. Siapa pun yang berbuat dosa akan diadil. Allah hakim yang adil akan menghakimi dengan adil. Mereka yang bertobat dan percaya akan masuk kehidupan kekal, sedangkan yang tidak percaya menerima hukuman kekal (ay.4-10).


Kecenderungan manusia pada umumnya suka menghakimi sesama. Merasa diri paling benar, baik karena rajin beribadah. Tapi secara nyata hidup yang dijalaninya tidak sesuai dengan hukum Tuhan. Dalam kondisi seperti ini, ketika kita menghakimi orang lain, sama seperti menghakimi diri sendiri, karena kita pun masih berbuat dosa. Ini yang tidak adil.


Kebaikan dan kemurahan Allah bukanlah  dispensasi bahwa kita tidak akan di hukum.  Allah menunggu pertobatan kita. Karena dengan pertobatan kita dapat menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya. Allah adalah hakim yang adil. Karena itu tidak ada yang  bebas dari hukuman. Mereka yang percaya akan menerima kahidupan kekal, sedangkan yang  tidak percaya menerima hukuman kekal.


Doa: Ampuni kami Tuhan, karena suka menghakimi sesama. Biarlah kami bertobat ya Allah hakim yang adil, sehingga kami tidak menerima hukuman.AMIN.


SELAMAT BERIBADAH DI MINGGU XI SESUDAH PENTAKOSTA (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.

Elya G. Muskitta
Elya Muskitta

Masuk untuk meninggalkan komentar