Panduan Rinci Pelaksanaan Sesi 4.5: 

"Membangun Ekosistem Pembelajaran Bersama"


Tujuan Sesi

Sesi ini adalah puncak dari Modul Diskusi II (Pembangunan Kapasitas). Tujuannya adalah untuk merancang mekanisme dan program-program konkret agar peningkatan kapasitas dan pertukaran pengetahuan di GPI tidak terjadi secara sporadis, melainkan menjadi sebuah sistem yang berkelanjutan dan hidup.1 Sesi ini secara langsung menjawab pertanyaan kunci:

1.     Bagaimana Sinode Am dapat secara efektif memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan best practices antar-GBM? 

2.     Model mana yang paling efektif: platform digital, program pertukaran pelayan, communities of practice (komunitas praktisi), atau kombinasi? 

3.     Bagaimana kita dapat menciptakan sebuah ekosistem inovasi yang dinamis di dalam "keluarga" GPI? 

 

Metodologi: Lokakarya Perancangan Program Percontohan (Pilot Program Design)

Lokakarya ini dirancang untuk mengambil input (daftar kompetensi baru) dari sesi 4.4 sebelumnya dan mengubahnya menjadi output (draf konsep program) yang dapat dimasukkan ke dalam Rencana Strategis.



Bagian 1: Panduan Step-by-Step Pelaksanaan

Total Alokasi Waktu: 90 Menit

 

Sesi

Durasi

Aktivitas Utama

Target Pencapaian

1. Input & Prioritas

15 Menit

Menghubungkan Kompetensi dengan Kebutuhan

Fasilitator Utama memulai dengan menampilkan kembali "Profil Kompetensi" yang telah dirumuskan di Sesi 4.4 (misalnya: Fasilitator, Kurator, Perajut Jejaring).

Peserta kemudian melakukan pemungutan suara (dot voting) untuk memilih 2-3 kompetensi yang dianggap paling mendesak dan paling penting untuk dikembangkan secara bersama di seluruh 12 GBM.

Disepakatinya 2-3 prioritas kompetensi yang akan menjadi fokus dari perancangan ekosistem pembelajaran.

2. Brainstorming Model

20 Menit

Menjodohkan Kompetensi dengan Model

Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok-kelompok baru. Setiap kelompok mengambil satu kompetensi prioritas (misalnya, "Fasilitator Percakapan").

Kelompok melakukan curah pendapat untuk menjawab pertanyaan dari Sesi 4.5: "Model apa yang paling efektif untuk mengajarkan kompetensi ini?".Mereka harus mempertimbangkan tiga opsi utama:

1. Platform Digital (misal: Portal E-Learning di "GPI-Connect").

2. Program Pertukaran Pelayan.

3. Communities of Practice (Komunitas Praktisi).

Teridentifikasinya model-model pembelajaran yang paling potensial untuk setiap kompetensi prioritas.

3. Perancangan Draf Program

40 Menit

Merancang Program Percontohan yang Konkret

Setiap kelompok memilih satu ide model pembelajaran terbaik mereka dan mulai merancangnya secara lebih rinci menggunakan templat kerangka kerja di kertas flip chart. Templat ini harus menjawab :

1. Nama Program Percontohan:

2. Tujuan Utama: (Kompetensi spesifik apa yang ingin dikembangkan?)

3. Target Peserta: (Siapa yang paling diuntungkan?)

4. Mekanisme/Cara Kerja Singkat: (Bagaimana program ini berjalan?)

5. Peran Fasilitatif Sinode Am: (Apa yang dilakukan Sinode Am untuk mendukung? misal: menyediakan platform, mengelola pendaftaran, dll.) 

Dihasilkannya beberapa draf konsep program percontohan yang siap dipresentasikan, menjawab pertanyaan tentang bagaimana menciptakan ekosistem inovasi.

4. Presentasi "Galeri" & Umpan Balik

15 Menit

Berbagi Hasil dan Penutup Modul II Setiap kelompok menempelkan draf konsep mereka di dinding. Peserta melakukan "gallery walk" untuk melihat dan memberikan catatan umpan balik (menggunakan post-it notes) pada hasil kerja kelompok lain. Fasilitator Utama menutup Modul Diskusi II dengan merangkum draf-draf program yang telah dibuat.

Terjadinya umpan balik silang atas draf program. Terkumpulnya materi konkret untuk bahan penyusunan Renstra di bidang pengembangan kapasitas.

 


Bagian 2: Ilustrasi Rinci Pelaksanaan (Tahap 3: Perancangan Draf Program)

Kelompok A: Merancang Program untuk Kompetensi "Fasilitator Percakapan" 

Setelah brainstorming (Tahap 2), kelompok ini merasa bahwa Communities of Practice  adalah model terbaik.

Hasil di Kertas Flip Chart:

1.     Nama Program: "Komunitas Praktisi (CoP) Percakapan yang Membangun"

2.     Tujuan Utama: Melatih dan membekali para pendeta dan penatua dengan keterampilan praktis untuk menjadi fasilitator percakapan yang efektif, terutama dalam menghadapi topik-topik sulit (misalnya, hoaks, politik) di jemaat.

3.     Target Peserta: Pendeta jemaat, penatua/diaken, pemimpin pemuda dari berbagai GBM.

4.     Mekanisme/Cara Kerja:

○       Dibentuk kelompok-kelompok CoP berbasis regional (misal: Zona Indonesia Timur, Zona Indonesia Barat) yang terdiri dari 10-15 orang.

○       Setiap kelompok bertemu secara virtual setiap 2 bulan sekali (difasilitasi GPI-Connect) dan tatap muka setahun sekali.

○       Isi pertemuan: Berbagi studi kasus nyata, praktik terbaik, dan saling memberikan umpan balik (peer-coaching).

5.     Peran Fasilitatif Sinode Am:

○       Menyediakan Platform: Memberikan ruang virtual di portal E-Learning "GPI-Connect".

○       Menyediakan Kurikulum Awal: Bekerja sama dengan "Think-and-Do Tank" untuk memberikan 2-3 modul fasilitasi dasar.

○       Menghubungkan: Mengelola pendaftaran dan memetakan peserta ke dalam kelompok-kelompok awal.



Bagian 3: Pihak yang Terlibat: Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab

Keberhasilan sesi ini bergantung pada kolaborasi antara pemegang visi strategis dan para praktisi di lapangan untuk merancang program yang realistis dan dibutuhkan.

 

Pihak yang Terlibat

Peran Utama

Tugas Spesifik dalam Sesi Ini

Tanggung Jawab

Fasilitator Utama

Pemandu Proses Kreatif

- Memandu proses pemungutan suara (voting) untuk memprioritaskan kompetensi.

- Menjelaskan 3 model pembelajaran (platform, pertukaran, CoP) secara jelas.

- Memastikan setiap kelompok memahami tugas perancangan dan mengisi templat dengan lengkap.

- Mengelola "gallery walk" dan sesi umpan balik.

Bertanggung jawab untuk memastikan sesi ini menghasilkan draf program yang konkret, bukan hanya daftar keinginan, sehingga dapat langsung menjadi bahan masukan untuk Renstra.

Pimpinan Sinode Am GPI (BPHMSA)

Penjaga Visi & Fasilitator Utama

- Berpartisipasi aktif dalam kelompok, memberikan wawasan tentang bagaimana Sinode Am dapat secara realistis menjalankan peran fasilitatifnya.

- Menghubungkan ide-ide program dengan "Tiga Mesin Kolaborasi" (misal: "Program ini bisa masuk di 'GPI-Connect'" atau "Ini bisa jadi bagian dari 'Program Pertukaran Pelayan'")

Bertanggung jawab untuk memastikan program yang dirancang selaras dengan peran fasilitatif Sinode Am yang baru dan terintegrasi dengan inisiatif strategis lainnya (Modul I).

Pimpinan Sinode GBM

Suara Kontekstual & Pemilik Kebutuhan

- Memberikan masukan kritis tentang model pembelajaran mana yang paling dibutuhkan dan paling mungkin berhasil di wilayah pelayanan mereka

- Berbagi best practices yang mungkin sudah ada di GBM mereka agar dapat direplikasi atau diperluas

- Menjadi "uji realitas" (misal: "Program pertukaran pelayan sangat bagus, tapi perlu dipikirkan skema pembiayaannya").

Bertanggung jawab untuk memastikan program yang dirancang menjawab kebutuhan nyata di lapangan dan realistis untuk diimplementasikan di 12 GBM yang beragam.

Ketua Komisi/Departemen (Pendidikan, Pembinaan)

Pakar Materi & Pelaksana Potensial

- Memberikan keahlian dalam desain kurikulum dan model pedagogi saat diskusi kelompok (Tahap 3). - Secara aktif berkontribusi dalam perancangan draf program di kelompok mereka, memikirkan bagaimana program tersebut dapat dievaluasi.

Bertanggung jawab untuk mulai menerjemahkan gagasan-gagasan strategis menjadi draf program kerja yang operasional, memikirkan langkah-langkah implementasi awal untuk program-program pembinaan yang disepakati.

Para Teolog & Akademisi (Narasumber)

Pemberi Wawasan & Inspirator

- Berbagi contoh sukses dari denominasi atau organisasi lain mengenai model Communities of Practice  atau ekosistem pembelajaran serupa.

- Membantu kelompok mempertajam tujuan pembelajaran (learning objectives) dari program yang mereka rancang.

Bertanggung jawab untuk memperkaya diskusi dengan wawasan teoretis dan praktis dari luar konteks GPI, mendorong terciptanya ekosistem inovasi yang dinamis.