Panduan Rinci Pelaksanaan Sesi 4.3 & Sesi 4.4

"Dari Fondasi Teologis ke Kompetensi Kepemimpinan Baru"


Tujuan Modul

Modul Diskusi II (Pembangunan Kapasitas) bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara "perangkat keras" organisasi (struktur baru yang dibahas di Modul I) dan "perangkat lunak" (modal insani) yang dibutuhkan untuk menjalankannya.1

Sesi gabungan ini dirancang secara khusus untuk bergerak secara logis:

1.     Menggali "Mengapa" (Sesi 4.3): Pertama, merumuskan fondasi teologis dan intelektual yang kokoh untuk menavigasi era disrupsi, termasuk "Teologi Disrupsi" dan "Etika Digital".1

2.     Mendefinisikan "Siapa" (Sesi 4.4): Kedua, menerjemahkan fondasi teologis tersebut untuk memetakan secara praktis peran dan kompetensi kepemimpinan pastoral baru yang dibutuhkan oleh GPI.1

Metodologi: Lokakarya Teologi-Praktis (Kombinasi Fishbowl dan Persona Workshop)

Metode ini menggabungkan sesi refleksi teologis yang mendalam (dipimpin oleh para ahli) dengan lokakarya perancangan yang partisipatif (dikerjakan oleh semua peserta).



Bagian 1: Panduan Step-by-Step Pelaksanaan

Total Alokasi Waktu: 120 Menit

 

Sesi

Durasi

Aktivitas Utama

Target Pencapaian

1. Pengantar & Pemantik

10 Menit

Penjelasan Alur Sesi (Mengapa dan Siapa) Fasilitator Utama membuka sesi: "Di Modul I, kita telah merancang 'mesin' baru untuk GPI. Di modul ini, kita akan membahas 'pengemudi' yang dibutuhkan. Kita tidak bisa membahas kompetensi pemimpin (Sesi 4.4) tanpa menyepakati landasan teologis (Sesi 4.3) terlebih dahulu. Sesi ini akan menjembatani keduanya."

Peserta memahami alur logis diskusi: dari fondasi teologis yang berakar pada iman Reformed menuju penjabaran kompetensi praktis.1

2. Diskusi "Fishbowl": Menggali Fondasi Teologis (Sesi 4.3)

40 Menit

Diskusi Pakar tentang "Teologi untuk Era Disrupsi"

4-5 teolog dan pakar yang ditunjuk duduk di lingkaran tengah (fishbowl). Mereka secara aktif mendiskusikan tiga pertanyaan kunci dari Sesi 4.3 1:

1. Apa pilar-pilar "Teologi Disrupsi" yang Reformed dan relevan?

2. Bagaimana kita merumuskan "Etika Digital" Kristen (terkait hoaks, privasi data jemaat, AI)?

3. Bagaimana GPI menyeimbangkan peran sebagai "rumah" (identitas teologis) dan "jembatan" (inovasi misioner)?

 

Peserta lain duduk di lingkaran luar, mendengarkan, dan mencatat wawasan kunci di lembar kerja.

Tergalinya wawasan teologis yang mendalam dan seragam bagi semua peserta sebagai landasan untuk diskusi berikutnya.

3. Jembatan: Refleksi Pleno

10 Menit

Menghubungkan Teologi dengan Praktik Fasilitator membuka pleno singkat: "Dari diskusi para teolog tadi, prinsip teologis atau tantangan etis apa yang paling 'mengguncang' asumsi kita tentang cara kita memimpin gereja saat ini?"

Terciptanya hubungan yang jelas antara refleksi teologis abstrak dengan tantangan kepemimpinan pastoral yang nyata.

4. Lokakarya "Profil Kompetensi" (Sesi 4.4)

45 Menit

Menerjemahkan Teologi ke Peran Kepemimpinan Baru

Peserta dibagi menjadi tiga kelompok besar, masing-masing berfokus pada satu peran kepemimpinan baru 1:

1. Fasilitator Percakapan

2. Kurator Konten

3. Perajut Jejaring (Network-Weaver)

 

Setiap kelompok membuat "Profil Kompetensi" dengan menjawab pertanyaan yang mengintegrasikan teologi: "Berdasarkan prinsip 'Etika Digital' dan 'Teologi Disrupsi' yang baru kita dengar, apa arti praktis, kompetensi kunci, dan tantangan etis dari peran ini?"

Dihasilkannya 3 draf profil kompetensi baru yang berakar pada teologi dan menjawab kebutuhan praktis (Memenuhi Key Result 2.1).1

5. Panen Gagasan & Implikasi

15 Menit

Presentasi Profil dan Implikasi bagi Kurikulum

Setiap kelompok mempresentasikan 3-5 poin utamanya. Fasilitator memandu diskusi pleno singkat tentang pertanyaan terakhir Sesi 4.4: "Melihat daftar kompetensi ini, apa implikasi terbesar bagi model pembinaan dan pendidikan teologi kita ke depan?" 1

Teridentifikasinya poin-poin utama yang dibutuhkan untuk menyusun kerangka kurikulum pembinaan warga (Memenuhi Key Result 2.2).1



Bagian 2: Ilustrasi Rinci Pelaksanaan

Fokus ilustrasi ini adalah pada Tahap 4 (Lokakarya "Profil Kompetensi"), karena di sinilah proses kombinasi Sesi 4.3 dan 4.4 terjadi secara nyata.

Ilustrasi untuk Kelompok 3: "Perajut Jejaring (Network-Weaver)"

●       Pemantik Diskusi: Fasilitator kelompok memulai, "Baik, kita baru saja mendengar dari para teolog (di Tahap 2) tentang pentingnya GPI sebagai 'jembatan' yang mempercepat inovasi misioner 1 dan bagaimana model agile 'koalisi peminat' 1 adalah wujud eklesiologi fungsional kita. Sekarang, mari kita bahas peran Pendeta sebagai 'Perajut Jejaring' 1 dalam konteks itu."

●       Proses Diskusi (Mengisi Templat):

○       Apa Arti Praktis Peran Ini? (Terkait Teologi):

■       "Artinya, pendeta tidak lagi hanya fokus 'ke dalam' jemaatnya sendiri."

■       "Dia secara aktif menghubungkan orang, ide, dan sumber daya lintas jemaat dan GBM, seperti yang tadi dibahas di Modul I tentang 'Jaringan Aksi Koinonia-Diakonia'." 1

■       "Dia adalah 'mak comblang' misi; menghubungkan jemaat yang punya sumber daya (misal: dana) dengan jemaat lain yang punya kebutuhan (misal: program pemuda)." 2

○       Kompetensi Kunci Apa yang Dibutuhkan?

■       "Mendengarkan secara Aktif & Memetakan Aset:" Bukan hanya mendengar keluhan, tapi mendengar potensi/aset tersembunyi di jemaat lain. 2

■       "Kecerdasan Kontekstual:" Memahami kebutuhan dan budaya di GBM lain agar "jejaring" yang dibangun relevan.

■       "Manajemen Kolaborasi:" Mampu memfasilitasi sebuah proyek bersama antar dua jemaat yang berbeda (misalnya, menjadi fasilitator untuk "koalisi peminat" skala kecil). 2

○       Tantangan Etis/Teologis dari Peran Ini?

■       "Risiko 'manajemen' mengambil alih 'pastoral'. Pendeta sibuk berjejaring sampai lupa menggembalakan."

■       "Tantangan menjaga otonomi GBM.1 Bagaimana 'merajut jejaring' tanpa terkesan 'mengintervensi' sinode lain?"

■       "Tantangan 'Etika Digital': 1 Bagaimana menggunakan media sosial untuk berjejaring secara otentik, bukan hanya untuk 'membangun citra diri' atau 'pencitraan' pribadi?"

●       Hasil di Flip Chart (Contoh Poin Kunci):

1.     Arti Praktis: Menjadi penghubung aktif untuk 'koalisi peminat' 1 di tingkat akar rumput.

2.     Kompetensi Kunci: Keterampilan fasilitasi 4, pemetaan aset 3, dan kecerdasan kontekstual.

3.     Implikasi Pembinaan: Pendeta perlu dilatih manajemen proyek kolaboratif dan mediasi konflik antar-gereja.




Bagian 3: Pihak yang Terlibat: Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab

Keberhasilan modul yang sangat penting ini bergantung pada sinergi antara refleksi teologis dan kejujuran praktis dari semua pemangku kepentingan.1

 

Pihak yang Terlibat

Peran Utama

Tugas Spesifik dalam Modul Ini

Tanggung Jawab

Fasilitator Utama

Pemandu Refleksi & Proses Kreatif

- Memandu sesi Fishbowl agar tetap mendalam namun terfokus. - Menjembatani diskusi teologis (Tahap 2) dengan lokakarya praktis (Tahap 4) secara mulus. - Mensintesiskan "Profil Kompetensi" dan "Implikasi Kurikulum" di akhir sesi.

Bertanggung jawab atas kualitas alur proses, memastikan diskusi teologis 1 berhasil diterjemahkan menjadi kompetensi kepemimpinan yang konkret.1

Para Teolog & Akademisi (Narasumber)

Pemantik & Penjaga Kedalaman

- Peran Kunci: Menjadi peserta aktif dalam diskusi Fishbowl (Tahap 2). - Menyediakan fondasi teologis yang kokoh untuk "Teologi Disrupsi" dan "Etika Digital". - Menantang peserta dengan pertanyaan-pertanyaan reflektif yang mendalam.

Bertanggung jawab untuk memberikan substansi teologis yang kaya dan memastikan diskusi tetap berakar pada tradisi Reformed 1 sambil relevan dengan tantangan kontemporer (AI, hoaks, dll).

Pimpinan Sinode Am GPI (BPHMSA)

Penjaga Visi & Pendorong Pembelajaran

- Berpartisipasi dalam lokakarya (Tahap 4) untuk menunjukkan keseriusan dalam pengembangan kapasitas SDM.

- Memberikan perspektif strategis tentang bagaimana kompetensi baru ini akan mendukung "Tiga Mesin Kolaborasi" (dari Modul I). 1

Bertanggung jawab untuk memastikan adanya benang merah antara kebutuhan kapasitas (SDM) dengan visi struktur baru (organisasi), serta mendorong komitmen untuk investasi dalam pembinaan.

Pimpinan Sinode GBM

Suara Kontekstual & Uji Realitas

- Memberikan masukan nyata (di Tahap 4) tentang tantangan kepemimpinan yang dihadapi para pelayan di wilayah mereka.1

- Memberikan umpan balik kritis mengenai relevansi dan kelayakan implementasi kompetensi baru ini di lapangan (misal: "Pendeta kami di pedalaman tidak butuh jadi 'Kurator Konten', tapi...").

Bertanggung jawab untuk memastikan kompetensi yang dirumuskan "membumi", realistis, dan benar-benar menjawab kebutuhan kontekstual di 12 GBM.

Ketua Komisi/Departemen Terkait (Pendidikan, Pembinaan)

Perancang Kurikulum Potensial

- Berperan aktif dalam diskusi Tahap 5 mengenai "Implikasi bagi Kurikulum".1

- Mulai memetakan bagaimana "Profil Kompetensi" yang baru dapat diterjemahkan menjadi modul-modul pelatihan atau penyesuaian kurikulum pendidikan teologi.1

Bertanggung jawab untuk menangkap hasil diskusi dan mulai memikirkannya dalam kerangka kerja operasional untuk pengembangan kurikulum pembinaan (Key Result 2.2). 1