Panduan Rinci Pelaksanaan Bagian 5 - Tahap 2
Sintesis dan Ideasi Strategis (Strategic Synthesis & Ideation)
Tujuan Tahap
Tahap 2 adalah "jantung" dari proses perumusan strategi.
Setelah Tahap 1 mengumpulkan data mentah (daftar Peluang, Ancaman, Kekuatan, dan Kelemahan), Tahap 2 bertujuan untuk mensintesiskan data tersebut secara aktif. Tujuannya adalah untuk beralih dari sekadar menganalisis situasi menjadi merumuskan alternatif-alternatif strategi yang konkret dan dapat ditindaklanjuti.
Metodologi: Diskusi Kelompok Terarah (FGD) Menggunakan Matriks TOWS
Berbeda dari analisis SWOT yang hanya mendaftar, Matriks TOWS adalah alat sintesis yang memaksa peserta untuk menghubungkan faktor internal (Kekuatan/Kelemahan) dengan faktor eksternal (Peluang/Ancaman) untuk menghasilkan empat jenis strategi.
Bagian 1: Panduan Step-by-Step Pelaksanaan
Total Alokasi Waktu: Disesuaikan dengan rundown acara (misalnya, 90-120 menit).
|
Sesi |
Durasi |
Aktivitas Utama |
Target Pencapaian |
|
1. Persiapan & Input |
10 Menit |
Konsolidasi Hasil Tahap Fasilitator Utama menampilkan daftar Peluang (O) dan Ancaman (T) yang telah dikonsolidasi dari analisis PESTEL.
Fasilitator juga menampilkan daftar Kekuatan (S) dan Kelemahan (W) yang telah dikonsolidasi dari analisis McKinsey 7-S. |
Seluruh peserta memiliki pemahaman yang sama atas hasil analisis Tahap 1 yang akan digunakan sebagai bahan baku sintesis. |
|
2. Penjelasan Matriks TOWS |
10 Menit |
Pengantar Metode Sintesis Fasilitator menjelaskan 4 kuadran Matriks TOWS dan pertanyaan kunci untuk setiap kuadran: • SO (Maxi-Maxi): Bagaimana kita menggunakan Kekuatan untuk memaksimalkan Peluang? • WO (Mini-Maxi): Bagaimana kita mengatasi Kelemahan dengan memanfaatkan Peluang? • ST (Maxi-Mini): Bagaimana kita menggunakan Kekuatan untuk meminimalkan Ancaman? • WT (Mini-Mini): Bagaimana kita meminimalkan Kelemahan dan menghindari Ancaman? |
Peserta memahami tugas mereka: bukan lagi mendaftar, tetapi menciptakan strategi dengan menghubungkan dua faktor. |
|
3. Diskusi Kelompok Terarah (FGD) |
60 Menit |
Brainstorming Terpandu per Kuadran Peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil (FGD). Setiap kelompok diberikan satu set hasil Tahap 1 dan kertas flip chart untuk Matriks TOWS mereka. Fasilitator memandu kelompok untuk secara sistematis mengisi setiap kuadran dengan ide-ide strategi yang konkret. |
Dihasilkannya daftar panjang (long list) opsi-opsi strategis yang konkret dan dapat ditindaklanjuti untuk setiap kuadran, dari setiap kelompok. |
|
4. Presentasi & Konsolidasi |
30-40 Menit (tergantung jumlah kelompok) |
Panen Opsi Strategis Setiap kelompok mempresentasikan 1-2 ide strategi terpenting atau paling inovatif dari setiap kuadran. Fasilitator Utama mencatat dan mengelompokkan semua opsi strategi yang muncul di papan utama. |
Terkumpulnya sebuah "bank ide" yang kaya berisi alternatif-alternatif strategi.1 Daftar ini menjadi masukan utama untuk Tahap 3 (Perencanaan Skenario) dan Tahap 4 (Perumusan OKR). |
Bagian 2: Ilustrasi Rinci Pelaksanaan (Langkah 3: Diskusi Kelompok)
Berikut adalah contoh ilustrasi diskusi di dalam salah satu kelompok FGD saat mengisi Matriks TOWS, menggunakan data dari dokumen panduan:
Diskusi Kuadran SO (Kekuatan + Peluang):
- Fasilitator Kelompok: "Mari kita lihat daftar Kekuatan kita. Kita punya 'Keesaan Historis & Teologis yang Kuat'. Sekarang lihat daftar Peluang. Ada 'Peluang menjadi Arah Moral di Tengah Polarisasi'. Bagaimana kita menghubungkan keduanya?"
- Peserta A (Pimpinan GBM): "Kita bisa menggunakan kekuatan keesaan kita untuk menyuarakan pesan persatuan nasional. Ini adalah strategi suara moral."
- Peserta B (Teolog): "Tepat. Ini bisa menjadi mandat untuk 'Think-and-Do Tank' kita, yaitu merumuskan teologi publik untuk merespons polarisasi."
- Hasil Strategi SO: Menggunakan kekuatan Keesaan Historis & Teologis untuk mengambil peran sebagai "Suara Moral" di tengah polarisasi nasional, dimotori oleh "Think-and-Do Tank".
Diskusi Kuadran WO (Kelemahan + Peluang):
- Fasilitator Kelompok: "Sekarang kuadran WO. Kelemahan kita apa yang paling menonjol? Di sini tertulis 'Kurangnya Keahlian Manajemen UMKM' dan 'Kesenjangan Kapasitas antar-GBM'. Peluangnya? Ada 'Krisis Ekonomi sebagai Momentum Kepedulian'.
- Peserta C (Ketua Komisi Diakonia): "Ini jelas. Kita harus memanfaatkan momentum krisis ini untuk mengatasi kelemahan kita. Kita harus luncurkan program pemberdayaan ekonomi.
- Peserta D (Pimpinan Sinode Am): "Kita bisa mengambil Peluang ini untuk menginisiasi Diakonia Transformatif. Kita (Sinode Am) bisa memfasilitasi kemitraan dengan lembaga pelatihan vokasi untuk membekali jemaat, khususnya korban PHK dan pemuda.
- Hasil Strategi WO: Memanfaatkan momentum krisis ekonomi (Peluang) untuk mengatasi kesenjangan kapasitas (Kelemahan) dengan meluncurkan program Diakonia Transformatif pan-GPI yang berfokus pada pelatihan kewirausahaan dan keterampilan baru.
Diskusi Kuadran ST (Kekuatan + Ancaman):
- Fasilitator Kelompok: "Mari kita lihat Ancaman. 'Resesi Sosial-Ekonomi' dan 'Krisis Ekologis'.1 Kekuatan kita? 'Ikatan Historis Kuat' dan 'Keahlian Teologi Mendalam'."
- Peserta A (Pimpinan GBM): "Untuk resesi, kita bisa gunakan Ikatan Historis kita untuk membangun Jaringan Solidaritas Ekonomi internal antar-GBM. Saling menopang."
- Peserta B (Teolog): "Dan untuk krisis ekologis, kita gunakan Keahlian Teologi kita untuk merumuskan Teologi Penciptaan yang kuat sebagai dasar advokasi keadilan lingkungan."
- Hasil Strategi ST: 1) Membangun Jaringan Solidaritas Ekonomi internal. 2) Menggunakan keahlian teologi untuk advokasi keadilan ekologis.
Diskusi Kuadran WT (Kelemahan + Ancaman):
- Fasilitator Kelompok: "Kuadran tersulit. Kelemahan kita: 'Struktur Hirarkis/Silo' dan 'Kepemimpinan Top-Down'. Ancaman kita: 'Disrupsi Teknologi' yang cepat."
- Peserta D (Pimpinan Sinode Am): "Kelemahan kita adalah lambat, sementara ancamannya cepat. Ini tidak cocok."
- Peserta E (Pakar Manajemen): "Ini adalah argumen terkuat untuk adopsi Agile. Kita harus meminimalkan kelemahan 'Kepemimpinan Top-Down' yang lambat dengan cara membentuk tim-tim kerja ('squads') lintas-GBM yang lebih otonom dan cepat mengambil keputusan, seperti yang diusulkan dalam kerangka Agile."
- Hasil Strategi WT: Mengadopsi model kerja 'squads' lintas-GBM yang otonom (berbasis 'koalisi peminat') untuk memitigasi risiko kelambatan struktur hierarkis dalam menghadapi disrupsi teknologi.
Bagian 3: Pihak yang Terlibat: Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab
Keberhasilan Tahap 2 bergantung pada pergeseran pola pikir peserta dari sekadar menganalisis menjadi berani menciptakan strategi baru.
|
Pihak yang Terlibat |
Peran Utama |
Tugas Spesifik dalam Tahap Ini |
Tanggung Jawab |
|
Fasilitator Utama |
Pemandu Sintesis |
|
Bertanggung jawab atas kualitas proses sintesis, memastikan sesi ini berhasil mengubah data analisis (dari Tahap 1) menjadi daftar opsi-opsi strategi yang konkret dan inovatif. |
|
Pimpinan Sinode Am GPI (BPHMSA) |
Pemikir Strategis (Ofensif) |
|
Bertanggung jawab untuk mengarahkan ideasi agar selaras dengan Visi Strategis GPI dan mendorong perumusan strategi yang proaktif dan berani. |
|
Pimpinan Sinode GBM (12 Gereja Bagian Mandiri) 1 |
Suara Kontekstual & Uji Realitas |
|
Bertanggung jawab untuk memastikan strategi yang dihasilkan "membumi", relevan dengan kebutuhan 12 GBM, dan dapat diimplementasikan dengan tetap menghormati otonomi sinodal. |
|
Ketua Komisi/Departemen Strategis GPI |
Pakar Fungsional & Perumus Strategi |
|
Bertanggung jawab untuk memberikan kedalaman fungsional pada opsi-opsi strategi, memastikan ide-ide tersebut tidak hanya inspiratif tetapi juga secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. |
|
Para Teolog & Pakar Manajemen Strategis |
Inovator & Provokator |
|
Bertanggung jawab untuk mendorong pemikiran out-of-the-box, memasukkan praktik-praktik terbaik dari luar, dan memastikan strategi yang dirumuskan bersifat adaptif dan siap menghadapi masa depan. |